Pertanyaan yang paling baik dari kami adalah :
Sudahkah ibu/bapak mengetahui penyebab hal tersebut?
jawabannya beragam :
ada yang bilang kami sibuk bekerja, saya pulang malam, ayahnya pulang pagi
ada yang bilang anak hanya menonton televisi ketika disuruh belajar,
ada yang bilang kami sudah berusaha semaksimal mungkin,
ada yang bilang kehabisan akal, dsb
pernyataan kami selanjutnya sebenarnya hanya membalik apa yang mereka katakan.
- kalau bapak terlalu sibuk bekerja, kurangilah waktu kerja bapak dan ibu
- kalau anak hanya menonton televisi ketika disuruh belajar, bapak dan ibu harus juga tidak menonton televisi ketika anak belajar
- kalau bapak dan ibu berkata sudah berusaha semaksimal mungkin, berarti bapak dan ibu perlu berusaha lebih maksimal dari sekarang,
- kalau bapak dan ibu bilang sudah kehabisan akal, berarti bapak dan ibu bukan manusia, karena yang membedakan manusia dan hewan adalah akalnya.
#ups, yang terakhir tidak mungkin kami katakan.... heee
pernyataan yang akan kami lontarkan setelah bapak dan ibu berkata sudah kehabisan akal adalah belilah akal yang baru di toko-toko terdekat.
hee
Pak, bu,
anak bapak dan ibu adalah anugerah dari Allah yang harus bapak dan ibu pertanggunjawabkan nanti di hadapanNya. Banyak orang yang telah berusaha untuk mendapatkan putra dan putri namun belum diijinkanNya. Maka bapak dan ibu yang telah diijinkanNya, peliharalah dengan baik, rawatlah dengan baik, dan didiklah dengan baik.
Jadi, kalau ada pepatah : "Jangan berani dengan orang tuamu!",
kami akan balik pepatah itu menjadi : " Takutlah dengan ANAKMU!"
Mengapa?
Takutlah dengan anakmu jika dia tidak naik kelas
Takutlah dengan anakmu jika dia tidak mampu meraih kebahagiaan hidup
Takutlah dengan anakmu jika dia tidak bisa membaca Al Quran
Takutlah dengan anakmu jika dia tidak bisa sholat dengan benar
dan yang pasti :
Takutlah dengan anakmu yang ketika nanti engkau tinggal di dunia ini namun tidak bisa mendoakanmu. Sungguh, tangisan penyesalanmu nanti di sana tidak akan merubah apapun.....
Anak yang sholeh adalah amal jariyah yang telah dijamin tidak akan terputus pahalanya sampai kapanpun.
Belum terlambat pak, bu. Kita masih ada di samping anak-anak kita. Kita pasti masih bisa merubah mereka menjadi pribadi yang lebih baik dari sekarang.
Percayalah,
Setiap anak berhak untuk pandai
Setiap anak berhak untuk menjadi pemimpin
Setiap anak berhak untuk berbahagia
Setiap anak berhak untuk menjadi imam masjid
Setiap anak berhak untuk menjadi yang terbaik
_admin
No comments:
Post a Comment